Total Tayangan Halaman

Rabu, 27 April 2011

Wisata Kabupaten Magelang

Luas Kabupaten Magelang adalah 108.573 ha atau sekitar 3,34% luas propinsi Jawa Tengah, yang letaknya diapit oleh Kabupaten Temanggung, Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Semarang, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Purworejo, Propinsi DIY serta Kota Magelang ditengah-tengahnya.
Kabupaten Magelang terdiri atas 21 kecamatan, 365 desa dan 5 kelurahan, sebagian besar merupakan daerah datar dengan ketinggian rata-rata 360 m dpl.dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:
  • Sebelah utara : Kab. Temanggung dan Kab. Semarang
  • Sebelah selatan : Kab. Purworejo dan Propinsi DIY
  • Sebelah timur : Kab. Boyolali dan Kab. Semarang
  • Sebelah barat : Kab. Temanggung dan kab. Wonosobo
  • Tengah : Kota Magelang
Luas penggunaan lahan untuk persawahan sebesar 37.447 Ha sedangkan untuk tanah kering adalah sebesar 71.126 Ha.

Candi Borobudur

Salah satu tempat wisata kabupaten Magelang yang paling terkenal adalah Candi Borobudur. Denah Candi Borobudur segi empat sama sisi (bujur sangkar) atau 123 X 123 m. dan tinggi 42 m, menggunakan 55.000 m3 batu. Panjang reliefnya kurang lebih 1,5 km. Candi Borobudur adalah satu-satunya candi yang terbesar di Pulau Jawa dan yang terindah di antara bangunan-bangunan yang bersifat Budha di dunia. Borobudur merupakan tempat berziarah bagi umat Budha dan tiap-tiap malam bulan purnama sidi bulan Mei ada upacara agama yang disebut Waisak.
Candi Borobudur mempunyai susunan  9 teras. Lima teras terbawah berbentuk bujur sangkar dengan pengampil-pengampilnya, tiga teras berbentuk lingkatan dengan stupa-stupa yang berlubang, dan satu teras teratas tempat berdirinya sebuah stupa yang besar. Susunan 9 teras ini makin ke atas makin kecil sehingga tampak hampir menyerupai piramide jenjang.
Pada teras pertama yang berbentuk lingkaran terdapat 32 buah stupa. Pada teras yang kedua yang berbentuk lingkaran terdapat 24 buah stupa. Sedangkan pada teras ketiga terdapat 16 buah stupa.
Candi Borobudur menggambarkan pula tiga suasana kehidupan manusia.
1. Kamadhatu
Kamadathu merupakan tingkatan kehidupan yang penuh dengan nafsu. Misalnya saja keinginan, kemauan, dan sebagainya. Kamadhatu digambarkan pada kaki candi yang asli, berwujud lukisan relief. Relief pada kaki candi yang asli tersebut menggambarkan bagaimana orang membunuh orang lain atau membunuh binatang, Mereka yang melakukan itu akan mendapat balasan nanti setelah di akherat. Relief ini dinamakan Karmawibhangga, karena relief tersebut menggambarkan hukum karma.
2. Rupadhatu
Rupadhatu merupakan tingkatan dari Bodhisattwa. Bentuk-bentuk badan masih tampak jelas. Namun telah dapat mengekang hawa nafsu. Yang menggambarkan rupadhatu ialah teras pertama sampai dengan teras kelima yang berbentuk segi empat.
3. Arupadhatu
Arupadhatu merupakan tingkatan dari Budha. Tidak berbentuk atau tidak tampak. Arupadhatu digambarkan pada tiga teras yang berbentuk lingkaran dan satu teras stupa besar.

Wisata Kabupaten Karanganyar.

Kabupaten Karanganyar terletak di bagian tenggara Propinsi Jawa Tengah, Indonesia. Berbatasan langsung dengan Propinsi Jawa Timur di sebelah timur, Kabupaten Sragen di sebelah utara, Kabupaten Wonogiri dan Kabupaten Sukoharjo disebelah selatan dan Kota Surakarta dan Kabupaten Boyolali di sebelah barat. Kabupaten Karanganyar terletak antara 110°40’ – 110°70’ BT dan 7°28’ – 7°46’ LS. Ketinggian rata-rata 511 meter di atas permukaan laut serta beriklim tropis dengan temperatur 22°-31°. Luas wilayah Kabupaten Karanganyar adalah 77.378,64 Ha, yang terdiri dari luas tanah sawah 22.474,91 Ha dan luas tanah kering 54.902,73 Ha. Tanah sawah terdiri dari irigasi teknis 12.929,62 Ha, non teknis 7.587,62 Ha  dan tidak berpengairan 1.957,67 Ha. Sementara itu luas tanah untuk pekarangan/bangunan 21.171,97 Ha. Dan luas untuk tegalan/ kebun seluas 17.863,40 Ha. Di Kabupaten Karanganyar terdapat hutan negara seluas 9.729 ha dan perkebunan seluas 3.251,50 Ha.


Candi Sukuh
Tempat wisata Candi Sukuh terletak di lereng Gunung Lawu, di dusun Sukuh desa Borjo, Ngargoyoso. Pada ketinggian 910 meter di atas permukaan laut. Candi ini terdapat 3 teras, yang satu sama lain dihubungkan dengan tangga berundak. Pahatan maupun pembangunan Candi Sukuh sangat sederhana dan kasar dibandingkan dengan pahatan pada candi-candi yang lain. Bentuk-bentuk pahatan baik relief maupun patung, banyak dijumpai tidak sempurna dan kasar sehingga menimbulkan kesan bahwa candi Sukuh merupakan hasil karya seni yang sangat primitif dari orang-orang gunung. Relief dan lukisan pada Candi Sukuh perlu dipelajari lebih mendalam karena penuh dengan ekspresi.