Kabupaten Nganjuk memiliki luas wilayah 1.182,64 km2. Anjuk Ladang merupakan nama desa sima swantantra yang diberikan oleh Raja Empu Sendok sebagai hadiah kemenangan perang yang gilang-gemilang. Desa ini mengalami perkembangan yang pesat dan sekarang dikenal sebagai Kabupaten Nganjuk. Wilayahnya terletak di dataran rendah dan pegunungan memiliki kondisi dan struktur tanah yang cukup produktif untuk berbagai jenis tanaman, baik tanaman pangan maupun tanaman perkebunan. Kondisi ini ditunjang adanya Kali Widas yang mengalir sepanjang 69,332 km dan mengairi daerah seluas 3.236 Ha, dan sungai Brantas yang mampu mengairi sawah seluas 12.705 Ha. Obyek wisatanya yang sudah terkenal adalah Air Terjun Sedudo yang berada pada 500 m dpl dengan ketinggian airnya mencapai 120 m. Setiap awal bulan suro diadakan Upacara Adat Mandi di lokasi ini, yang diyakini sebagai obat awet muda. Sedangkan Air Terjun Roro Kuning pada bagian dasarnya telah ditata menjadi kolam menyerupai pemandian di masa lalu. Selain itu terdapat Candi Ngantos dan Candi Lor peninggalan kerajaan Majapahit abad XIV. Sejarah Nganjuk dapat dipelajari di Museum Anjuk Ladang. Sedangkan untuk obyek wisata gua dapat berkunjung ke gua Margo Tresno. Kesenian Tayub, yaitu seni tari yang melibatkan penontonnya ikut menari, di daerah ini dikembangkan dan diajarkan kepada generasi muda. Oleh karena itu daerah Nganjuk dikenal sebagai daerah asal pesinden dan penari tayub terkenal. Mereka yang telah dianggap selesai menimba ilmu akan diwisuda dengan menggelar malam kesenian. Kesempatan itu dinantikan masyarakat untuk memperoleh hiburan maupun melihat "ledhek-ledhek" baru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar